Selasa, 24 April 2012

Teori kepribadian sehat Rogers


Hello semuanya haha. Saya kembali lagi nih. Kali ini saya mau menjelaskan tentang Teori Keribadian Sehat menurut pendapat Rogers. Kalau yang sebelumnya udah dipelajari tentang apa itu sehat secara umum, sekarang akan mengetahui sehat menurut Rogers yang meliputi:
1.      Perkembangan kepribadian “Self”
2.      Peranan Positive Regards dalam pembentukan kepribadian individu
3.      Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya

Okey kita mulai dari yang pertama..

     1.      PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN “SELF”

Roger bekerja dengan individu-individu yang terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat pasien-pasien ini, Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli terapi.
Menurut Rogers, manusia yang sadar dan rasional, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau. 




Rogers mempunyai konsepsi-konsepsi pokok didalam teorinya, yaitu:
·         Organism, yaitu keseluruhan individu
·         Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman dan
·         Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self  mempunyai beramacam-macam sifat:
a.       Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b.      Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara yang tidak wajar.
c.       Self mengejar keutuhan/kesatuan.
d.      Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e.       Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f.       Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
Saat kecil, anak-anak mulai membedakan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Anak-anak mulai menambahkan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuannya untuk membedakan antara apa yang menjadi milik dan benda yang dilihat, diraba, didengar dan dicium ketika dia mulai membentuk suatu gambaran tentang siapa dirinya. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian-diri’ (self concept).
Sebagian dari self concept, anak juga mengambarkan dia akan menjadi apa dan siapa. Gambaran itu terbentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati orang lainterhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran diri yang konsisten.

2.      PERANAN POSITIF REGARD DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN INDIVIDU

Positive regard, suatu kebutuhan yang memaksa, dimiliki semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau menerima kasih sayang dan cinta dari orang lain (ibunya), tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Anak itu akan tumbuh menjadi suatu kepribadian yang sehat, tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan baik.
Dalam hal ini, anak menjadi peka terhadap setiap tanda penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi yang diharapkan. Anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang-orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard yang sekarang bertambah kuat, makin lama makin mengerahkan energi dan pikiran. Anak itu harus bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi-diri.
Anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers “penghargaan diri positif bersyarat” (conditional positive regard). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak mengembangkan conditional positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambil alih oleh anak itu dan diterapkan kepada dirinya.

3.      CIRI-CIRI ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA

Hal yang pertama dikemukakan tentang versi Rogers mengenai kepribadian yang sehat, yakni keribadian yang sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arahan bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Hal kedua dari aktualisasi diri adalah aktualisasi diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang. Hal ketiga tentang orang-orang yang mengaktualissikan diri, yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tida bersembunyi dibelakang topeng yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan mereka atau menyembunikan sebagian diri mereka.
Rogers tidak percaya bahwa orang-orang yang mengaktualisasikan diri hidup dibawah hukum-hukum yang diletakkan orang-orang lain. Arah yang dipilih, tingkah laku yang diperlihatkan, semata-mata ditentukan oleh individu-individu mereka sendiri. Rogers juga memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya.

a)             Keterbukaan Pada Pengalaman
Seseorang yang terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua perasaan dan sikap. Tak satu pun yang harus dilawan karena tidak satu pun yang mengancam. Jadi, keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan.
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (kebahagiaan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif.

b)     Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara yang persis sama. Maka dari itu ada kegembiraan karena setiap saat pengalaman tersingkap. Orang yang berfungsi sepenuhnya jelas dapat menyesuaikan diri karena struktur-diri terus-menerus terbuka kepada pengalaman-pengalaman baru. Kepribadian yang demikian itu tidak kaku dan dapat diramalkan.

c)      Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku yang demikian itu terdapat banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan konsekuensi-konsekuensinya.

d)     Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa masa lampau.

e)      Kreatifitas
Orang-orang yang kreatif dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural. Rogers percaya bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreatifitas dan spontanitas untuk menanggulani perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana ilmiah.


Sumber:
-          PSIKOLOGI PERTUMBUHAN : Model-model Kepribadian Sehat. Duane Schultz (2010)
-          PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. Drs. Sumardi Suryasubrata,B.A.,M.A.,Ed.S.,Ph.D.
(2008)

1 komentar: