Hello semuanya haha. Saya
kembali lagi nih. Kali ini saya mau menjelaskan tentang Teori Keribadian Sehat
menurut pendapat Rogers. Kalau yang sebelumnya udah dipelajari tentang apa itu
sehat secara umum, sekarang akan mengetahui sehat menurut Rogers yang meliputi:
1. Perkembangan
kepribadian “Self”
2. Peranan
Positive Regards dalam pembentukan kepribadian
individu
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Okey kita mulai dari yang pertama..
1. PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN “SELF”
Roger bekerja dengan individu-individu yang
terganggu yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian mereka. Untuk merawat
pasien-pasien ini, Rogers mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan
tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian pada klien, bukan pada ahli
terapi.
Menurut Rogers, manusia yang sadar dan rasional,
tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak. Hal ini tidak
menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak
dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting daripada masa lampau.
Rogers mempunyai konsepsi-konsepsi
pokok didalam teorinya, yaitu:
·
Organism,
yaitu
keseluruhan individu
·
Medan
phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman dan
·
Self,
yaitu
bagian medan phenomenal yang terdeferensiasikan dan terdiri dari pola-pola
pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.
Self
mempunyai beramacam-macam sifat:
a. Self
berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b. Self
mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara
yang tidak wajar.
c. Self
mengejar keutuhan/kesatuan.
d. Organisme
bertingkah laku dalam cara yang selaras dengan self.
e. Pengalaman-pengalaman
yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f. Self
mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan dan belajar.
Saat kecil, anak-anak
mulai membedakan salah satu segi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Anak-anak
mulai menambahkan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan
kemampuannya untuk membedakan antara apa yang menjadi milik dan benda yang
dilihat, diraba, didengar dan dicium ketika dia mulai membentuk suatu gambaran
tentang siapa dirinya. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian-diri’
(self concept).
Sebagian dari self concept, anak juga mengambarkan dia
akan menjadi apa dan siapa. Gambaran itu terbentuk sebagai suatu akibat dari
bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati
orang lainterhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan
suatu pola gambaran diri yang konsisten.
2. PERANAN
POSITIF REGARD DALAM PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN INDIVIDU
Positive
regard, suatu kebutuhan yang memaksa, dimiliki semua
manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan
kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas kalau menerima kasih sayang
dan cinta dari orang lain (ibunya), tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan
dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Anak itu akan tumbuh menjadi suatu
kepribadian yang sehat, tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regard ini dipuaskan dengan
baik.
Dalam hal ini, anak menjadi peka terhadap setiap
tanda penolakan dan segera mulai merencanakan tingkah lakunya menurut reaksi
yang diharapkan. Anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang-orang
lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan
akan positive regard yang sekarang
bertambah kuat, makin lama makin mengerahkan energi dan pikiran. Anak itu harus
bekerja keras untuk positive regard
dengan mengorbankan aktualisasi-diri.
Anak dalam situasi ini mengembangkan apa yang disebut
Rogers “penghargaan diri positif bersyarat” (conditional positive regard). Kasih sayang dan cinta yang diterima
anak adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik. Karena anak
mengembangkan conditional positive regard
maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu. Jika itu terjadi, maka sikap ibu
diambil alih oleh anak itu dan diterapkan kepada dirinya.
3. CIRI-CIRI
ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA
Hal yang pertama dikemukakan tentang versi Rogers
mengenai kepribadian yang sehat, yakni keribadian yang sehat itu bukan
merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arahan bukan
suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu
kondisi yang selesai atau statis. Hal kedua dari aktualisasi diri adalah
aktualisasi diri itu merupakan suatu proses yang sukar dan kadang menyakitkan. Aktualisasi
diri merupakan suatu ujian, rentangan dan pecutan terus menerus terhadap semua
kemampuan seseorang. Hal ketiga tentang orang-orang yang mengaktualissikan
diri, yakni mereka benar-benar adalah diri mereka sendiri. Mereka tida
bersembunyi dibelakang topeng yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan
mereka atau menyembunikan sebagian diri mereka.
Rogers tidak percaya bahwa orang-orang yang
mengaktualisasikan diri hidup dibawah hukum-hukum yang diletakkan orang-orang
lain. Arah yang dipilih, tingkah laku yang diperlihatkan, semata-mata
ditentukan oleh individu-individu mereka sendiri. Rogers juga memberikan lima
sifat orang yang berfungsi sepenuhnya.
a)
Keterbukaan
Pada Pengalaman
Seseorang
yang terhambat oleh syarat-syarat penghargaan, bebas untuk mengalami semua
perasaan dan sikap. Tak satu pun yang harus dilawan karena tidak satu pun yang
mengancam. Jadi, keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari dalam dan dari
luar disampaikan ke sistem syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan.
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat
dikatakan lebih “emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi
yang bersifat positif dan negatif (kebahagiaan maupun kesusahan) dan mengalami
emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif.
b)
Kehidupan
Eksistensial
Orang
yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap
pengalaman dirasa segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam
cara yang persis sama. Maka dari itu ada kegembiraan karena setiap saat
pengalaman tersingkap. Orang yang berfungsi sepenuhnya jelas dapat menyesuaikan
diri karena struktur-diri terus-menerus terbuka kepada pengalaman-pengalaman
baru. Kepribadian yang demikian itu tidak kaku dan dapat diramalkan.
c)
Kepercayaan
Terhadap Organisme Orang Sendiri
Bertingkah
laku menurut apa yang dirasa benar merupakan pedoman yang sangat dapat
diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan, lebih dapat diandalkan daripada
faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat
bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah
laku yang demikian itu terdapat banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak
sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan
konsekuensi-konsekuensinya.
d)
Perasaan
Bebas
Rogers
percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia
mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih
dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan antara alternatif
pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan
berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan
tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa
masa lampau.
e)
Kreatifitas
Orang-orang
yang kreatif dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian
diri yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural. Rogers percaya
bahwa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan
bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi
lingkungan. Mereka memiliki kreatifitas dan spontanitas untuk menanggulani
perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau
bencana-bencana ilmiah.
Sumber:
-
PSIKOLOGI PERTUMBUHAN : Model-model
Kepribadian Sehat. Duane Schultz (2010)
-
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN. Drs. Sumardi Suryasubrata,B.A.,M.A.,Ed.S.,Ph.D.
(2008)
nice information, (y);)
BalasHapus