Jumat, 29 Oktober 2010

Manusia dan Cinta Kasih

A. Pengertian Cinta Kasih

Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. 

Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai.  Cinta sama sekali bukan nafsu. Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut: 
1. Cinta bersifat manusiawi
2. Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah.
3. Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut.

Cinta juga selalu menyatakan unsur  - unsur dasar tertentu yaitu:
1. Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya.
2. Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar – benar bedasarkan atas suka rela.
3. Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya.
4. Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.

Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks mengemukakan bahwa wanita dan pria dapat disebut normal dan dewasa bila mampu mengadakan relasi seksual dalam bentuk normal dan bertanggung jawab, hubungan seks yang normal mengandung pengertian bahwa hubungan tersebut tidak menimbulkan efek dan konflik psikis bagi kedua belah pihak serta tidak bersifat paksaan. Sedangkan untuk yang bertanggung jawab adalah bahwa kedua belah pihak menyadari konsekuensinya dan bertanggung jawab terhadapnya. Misalnya, mau menikah dan memelihara anak yang menjadi hasil relasi seksual yang dilakukan.
Abnormalitas menurut Dra. Kartini dibagi dalam tiga golongan, yaitu:

1. Dorongan Seksual yang abnormal
  • Pelacuran (prostitution) yang pada umumnya dilakukan wanita dalam melayani pria hidung belang karena dorongan ekonomi, kekecewaan dan seterusnya.
  • Perzinahan (adultery) merupakan relasi seksual yang dilakukan oleh pria atau wanita yang tidak sah secara agama dan hukum.
  • Perkosaan (rape) merupakan perbuatan cabul dengan cara kekerasaan atau paksaan.
  • Bujukan (seduction) merupakan bujukab atau rayuan untuk mengajak bersetubuh.

2. Partner Seks yang abnormal
  • Homoseksualitas, terhadap sesama jenis.
  • zoofilia, terhadap hewan.
  • Pedofilia, Terhada anak di bawah umur.
  • Geronto-seksualitas, Pria terhadap wanita tua.
3. Dalam pemuasan dorongan seksual 
  • Voyeurism atau Peeping Tom, dilakukan seseorang yang mendapat kepuasan seks dengan melihat orang lain telanjang.
  • Transvestutisme, merupakan gejala pathologis yang memekai pakaian lawan jenis.
  • Transseksualisme, terjadi pada sesorang yang merasa dirinya memiliki seksualitas yang berlawanan dengan kenyataan.

B. Kasih Sayang 

Erich Fromm (1983:54) dalam bukunya Semi Mencintai mengemukakan tentang adanya macam macam cinta, yaitu:
  1. Cinta Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta persaudraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
  2. Cinta Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap anaknya.
  3. Cinta Erotis, kasih sayang yang bersumber dai cinta erotis (birahi) merupakan sesuatu yang sifatnya khusus sehingga memperdayakan cinta yang sesunguhnya. Namun, bila orang yang melakukan hubungan erotis tanpa disadari rasa cinta, di dalamnya sama sekali tidak mungkin timbul rasa kasih sayang.
  4. Cinta Diri Sendiri, yaitu bersumber dai diri sendiri. CInta diri sendiri bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
  5. Cinta Terhadap Allah


 C. Kemesraan

Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
  • Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
  • Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
  • Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.




sumber : http://arikaka.com/bab-iii-manusia-dan-cinta-kasih/

    Konsep Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan

    A. Ilmu Budaya Dasar dan Karya Sastra
    Ilmu budaya dasar merupakan pengetahuan tentang perilaku dasar dari manusia. Unsur-unsur kebudayaan adalah:
    1. Sistem religi atau kepercayaan
    2.Sistem organisasi kemasyarakatan
    3. Ilmu Pengetahuan
    4. Bahasa dan kesenian
    5. Mata pencaharian hidup
    6. Peralatan dan teknologi


    Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstraksi. Maka abstrak adalah cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan yang lainnya yang digarap oleh filsafat.

    Seni adalah ekspresi yang sifatnya normative. seni lebih mudah berkomunikasi, nilai yang disampaikan lebih fleksibel.


    B. Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan prosa
    Banyak sekali istilah Prosa, diantaranya : narrative fiction, prose fiction, atu fiction. Dalam bahasa Indnesia istilah tersebut sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan dideinisikan sebagai bentuk cerita, atu prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Jenis – jenis prosa :


    • Prosa lama meliputi :
    1. dongeng-dongeng
    2. hikayat
    3. sejarah
    4. epos
    5. cerita pelipur lara



    • Prosa baru meliputi :

    1. cerita pendek
    2. roman / novel
    3. biografi
    4. kisah
    5. otobiografi

    • Nilai-nilai dalam prosa fiksi
    Sebagai seni yang bertulang punggung cerita mau tidak mau karya sastra langsung tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Adapun nilai yang diperoleh pembaca lewat karya sastra antara lain :

    1. Prosa fiksi memberi kemenangan
    Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari pembaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan

    2. Prosa fiksi memberi informasi
    Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedi

    3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
    Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa

    4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
    Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman – pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri


    C. Puisi

    Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara padu dan utuh di padatkan kata-katanya.
    Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
    Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
    Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
    Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
    Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
    Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.






    sumber : http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam.html

    Sabtu, 23 Oktober 2010

    Manusia dan Kebudayaan....

    A. Manusia
    Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut Biologis, Rohani, dan istilah Kebudayaan atau secara campuran.
    Secara Biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
    Dalam hal Kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi dimana mereka dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan Ketuhanan atau makhluk hidup. Dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
    Dalam Antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain dan pertolongan.

    1. Manusia sebagai makhluk raga dan jiwa
    Atas dasar tinjauan manusia sebagai makhluk monodualisme, maka pendidikan akan menyelaraskan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan baik yang menyangkut kebutuhan jasmani maupun rohani harus seimbang. Seimbang dalam arti kebutuhan-kebutuhan jasmani dan rohani harus dipenuhi dengan pertimbangan-pertimbangan benar salah, baik buruknya. Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan tersebut diharapkan orang dapat terpenuhi kebutuhan jasmaninya tanpa meninggalkan pertimbangan-pertimbangan baik buruknya dalam memperoleh kebutuhan jasmani tersebut.

    2. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial
    Sebagai makhluk individu dan sosial, manusia hendaknya saling menghargai dan saling menghormati antar sesamanya. Dalam hal ini individu hendaknya diperlakukan kelompok sebagaimana dia memperlakukan kelompoknya. Pendidikan akan memberikan petunjuk atau pengarahan agar didalam hidup manusia perlu dipenuhi kebutuhan individunya tanpa mengabaikan kebutuhan orang lain. Sebaliknya, kebutuhan kelompok dipenuhi tanpa menelantarkan kehidupannya sendiri. Jadi kebutuhan-kebutuhan itu atau pun perlakuan-perlakuan itu terpenuhi secara selaras dan seimbang baik indivisu maupun kelompoknya.

    3. Ditinjau dari monodualisme pibadi diri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan
    Pendidikan akan menyadarkan manusia bahwa apa-apa yang direncanakan atau dicita-citakan tidak sepenuhya usaha dari manusia itu sendiri, tetapi Tuhan juga ikut menentukanya. Dengan demikian pendidikan mendorong manusia dalam mencapai keberhasilan disertai dengan permohonan Tuhan. Jadi, manusia harus bertaqwa kepada Tuhan.

    Dari pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan satu kesatuan dari tujuh unsur yang merupakan kesatuan yang saling terkait untuk mencapai tujuan hidup. Ketujuh dimensi itu adalah: Manusia sebagai makhluk yang berdimensi raga dan dimensi jiwa. Jiwa terdiri dari 3 hal, yaitu cipta, rasa, dan karsa. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi individu dan sosial. Manusia sebagai makhluk yang berdimensi pribadi dan makhluk Tuhan. Ketujuh dimensi teresebut disebut juga sebagai hakekat manusia.


    B. Kebudayaan
    • Menurut R. Soekmono, kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda atau hanya berupa buah pikiran dan alam penghidupan.
    • Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidpan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar melalui antropolog.
    • Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soekardi, kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
    Kebudayaan selalu dimiliki masyarakat, hanya saja ada masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya daripada masyarakat lain untuk memenuhi kebutuhannya. Sesuai dengan pengertian kebudayaan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soekardi diatas, karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat.
    Atas dasar itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya dibagi menjadi 7 unsur:
    1. Unsur Religius
    2. Sistem Kemasyarakatan
    3. Sistem Peralatan
    4. Sistem Mata Pencaharian Hidup
    5. Sistem Bahasa
    6. Sistem Pengetahuan
    7. Kesenian

    Berdasarkan unsur diatas, maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 unsur:
    1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, norma, peraturan dan lainnya.
    2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
    3. Kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia








    Sumber:
    - http://indobudaya.blogspot.com/2007/10/pengertian-kebudayaan.html
    - http://zenziko.wordpress.com/2010/03/20/pengertian-manusia-dan-kebudayaan/

    Ilmu Budaya Dasar

    A. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
    Secara umum pengertian kebudayaan adalah jalan atau arah dalam berfikir dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, baik secara rohani maupun jasmani. Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan :
    1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
    2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
    3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
    4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah dan budaya nasional



    Ilmu budaya dasar adalah ilmu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep untuk mengkaji masalah-masalah manusia serta kebudayaan. Ilmu Budaya Dasar juga dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar-dasar kebudayaan.
    Istilah Ilmu Budaya Dasar digunakan pertama kali sebagai pengganti istilah Humanitiesm yang berasal dari bahasa inggris. Istilah Humanitiesm itu sendiri berasal dari bahasa latin, HUMNUS yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang akan lenih manusia, lebih berbudaya dan lebih halus. Maka dari itu, The Humanities bisa dikatakan berkaitan dengan manusia sebagai Homo Humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

    B. Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar
    Latar belakang Ilmu Budaya Dasar dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan berikut:
    1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya.
    2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjdinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusia pun terkena pengaruhnya. akibatnyaakan timbul konflik dalam kehidupan.
    3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan nilai tata budayanya, sehingga manusia sering kali bingung sendiri akan teknologi yang dibuatnya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, sehingga saat ini manusia menjadi resah dan gelisah. 

    C. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
    1. Mengenal perilaku sendiri dan orang lain
    2. Mengenal lebih dalam dirinya sendiri maupun orang lain yang hanya dikenal diluarnya saja
    3. Sebagai bekal penting untuk pergaulan
    4. Mengusahakan kepekaan para mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
    5. Perlu bersikap luwes dalam pergaulan setelah mendalami jiwa dan perasaan manusia serta mau tahu perilaku manusia
    6. Sebagai calon pemimpin bangsa serta ahli dalam disiplin ilmu tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan kekotaan sebagai disiplin ilmu yang kaku.

    D. Ruang Lingkup ilmu Budaya Dasar
    Dua masalah pokok yang biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, kedua masalah pokok itu adalah:
    1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kebudayaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi keahlian dalam pengetahuan budaya maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai pengetahuan budaya.
    2. Hakekat manusia yang universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaannya masing-masing jaman dan tempat.
    Dilihat dari kedua masalah diatas, nampak dengan jelas bahwa manusia memiliki tempat yang sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai objek pengkajian, tetapi juga bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama, dirinya sendiri nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubunga dengan Sang pencipta menjadi suatu tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

    E. Pokok-pokok Bahasan yang Dikembangkan dalam IBD
    1. Manusia dan Cinta Kasih
    2. Manusia dan keindahan
    3. Manusia dan Penderitaan
    4. Manusia dan Keadilan
    5. Manusia dan Pandangan Hidup
    6. Manusia dan Tanggungjawab serta Pengabdian
    7. Manusia dan Kegelisahan
    8. Manusia dan Harapan



    Sumber :
    - http://massofa.wordpress.com/2008/10/21/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/
    - http://www.membuatblog.web.id/2010/02/ilmu-budaya-dasar.html